Rabu, 19 November 2008


Perkembangan industri di Indonesia

Pertumbuhan Industri Kertas Tembus Dua Digit

Jakarta – Greenomics Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi industri kertas dan barang cetakan hingga menembus angka dua digit yakni 10,16 persen pada triwulan-I 2009, di antaranya tak terlepas dari melonjaknya permintaan domestik sebagai efek konsumsi terkait dengan pemilu legislatif 9 April 2009 lalu.

Pertumbuhan industri tersebut tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi dalam industri non-migas pada periode tersebut.

Namun, Greenomics menggarisbawahi, pada saat industri kertas dan barang cetakan tersebut tumbuh dua digit, secara bersamaan justru pertumbuhan industri hulu kehutanan yang di antaranya berperan sebagai pemasok bahan baku industri kertas anjlok hingga minus 16,07 persen pada triwulan-I 2009.

Untuk itu, Greenomics menilai, perlu mempelajari faktor-faktor utama peningkatan pertumbuhan industri kertas dan barang cetakan pada triwulan-I 2009 tersebut, terutama terkait dengan isu-isu pokok seperti stok bahan baku kayu, tingkat permintaan domestik dan global, segmentasi pasar baru, tingkat produksi, dan perkembangan harga pasar.

Demikian Koordinator Nasional Greenomics Indonesia Vanda Mutia Dewi menanggapi pertumbuhan dua digit industri kertas dan barang cetakan pada triwulan-I 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Mengacu pada pemilu legislatif 5 April 2004 lalu, pertumbuhan industri kertas dan barang cetakan pada triwulan-I 2004 juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,99 persen. Bedanya, peningkatan pertumbuhan ketika itu tidak seperti yang terjadi pada triwulan-I 2009 ini, yang menembus angka dua digit,” ujar Vanda.

Vanda menyatakan, empat dari sembilan kelompok industri non-migas pada triwulan-I 2009 mengalami pertumbuhan minus, bahkan lima kelompok industri yang tumbuh positif pun tidak ada capaian pertumbuhannya yang mencapai dua digit, hanya berkisar antara 1,15 hingga 3,47 persen. Sebagai gambaran, data BPS menunjukkan, pada triwulan III dan IV tahun 2008, pertumbuhan industri kertas dan barang cetakan masing-masing minus 4,03 persen dan minus 3,08 persen.

“Artinya, ada percepatan pertumbuhan yang cukup menyakinkan hingga empat kali lipat lebih dalam waktu tiga bulan pertama tahun 2009. Berdasarkan harga berlaku, nilai peningkatan pertumbuhan tersebut sebesar Rp 1,44 triliun.

Pertumbuhan industri kertas dan barang cetakan yang mencapai dua digit itu merupakan pertumbuhan tertinggi yang dialami industri kertas berdasarkan periode triwulan sejak tahun 1998—ketika krisis moneter menghantam Indonesia

Tidak ada komentar: